Minggu, 03 Oktober 2010

Perkembangan janin dalam rahim "ibu"

From a sperm to an egg --with love

Human embryology/sex education: Fertilization and Implantation animation

Janin Yang Mendengar Adzan

Sebagaimana budaya keluarga muslim, saat menerima kelahiran buah hatinya ke dunia ini, maka sang ayah spontan membisikkan kalimat Adzan ke telinga sang bayi. Hal ini dalam rangka untuk mengenalkan sang bayi suara-suara terindah dan terbaik saat sang bayi lahir ke dunia ini.

Sebenarnya budaya ini sangatlah baik untuk menerapkan kecerdasan ilahiah sang bayi di saat kelahirannya, namun secara medis, budaya ini jangan diartikan sebagai “PENGENALAN PERTAMA” karena sebenarnya semenjak masih dalam bentuk janin pun sistem pendengaran sudah terbentuk dan sudah mulai merespon suara-suara yang menembus kandungan ibunya.

Pada usia 16 minggu, pendengaran janin sudah mulai terbentuk yang artinya pada usia itu janin sudah bisa mulai mendengar suara sekalipun struktur telinga baru mencapai kesempurnaannya pada usia 24 minggu. Berikut salah satu contoh hasil scan struktur telinga janin dalam kandungan:


Jadi, “PENGENALAN SUARA PERTAMA” bukan terjadi sesaat kelahiran tetapi sudah terjadi sejak janin berusia 16 minggu. Di situlah sebenarnya sang orang tua punya kesempatan untuk mengenalkan suara-suara terbaik kalimatullah atau ilahiah kepada sang janin yang ada dalam kandungan.

Inilah yang menjelaskan pula mengapa sering kita temui adanya semacam ritual pengajian dan sejenisnya untuk menyambut janin yang sudah memasuki usia 16 minggu. Terdapat dua pemahaman yang muncul dari ritual pengajian di usia 16 minggu ini:
Pertama, pemahaman bahwa di usia 16 minggu ini ruh dan nasib ditiupkan pada janin, oleh karena itu pengajian ditujukan untuk mendo’akan sang janin agar ia mendapat nasib yang baik.
Kedua, pemahaman medis cenderung untuk mengatakan bahwa ritual pengajian di usia ini ditujukan agar apa yang didengar sang janin untuk pertama kalinya adalah suara-suara ilahiah seperti syahadatain, dzikrullah, tasbih, takbir, tahmid, dan lain-lain.

Oleh karena itu bila orang tua hendak memperdengarkan adzan kepada sang bayi, saya anjurkan dilakukan saat kandungan berusia 16 minggu, sehingga pada masa kelahirannya, saat kita membisikkannya lagi suara Adzan ke telinganya, maka Insya Allah sang bayi akan semakin bertambah kuat kecerdasan ilahiahnya atau spiritualnya.

Suara dari luar tubuh ibu bisa menebus rahim. Seorang ahli mencoba memasang suatu alat perekam suara yang sensitif dalam rongga cairan ketuban di sekitar bayi serta merekam suara yang diterima janin dan reaksinya. Suaranya kira-kira mirip bila kita mendengar suara di dalam air waktu berenang. Suara ibu merupakan hal yang paling dominan karena dapat disalurkan lewat tubuh ibu.

Busnel, Granier-Deferre meneliti bahwa 5 (lima) menit suara yang diperdengarkan kepada janin bisa mengubah pola denyut jantung dan gerak janin dalam kandungan sekitar 1 (satu) jam! Masya Allah…

Chapman, 1975, menyatakan bahwa suara musik klasik dari Brahm 6 (enam) kali 5 (lima) menit sehari dapat meningkatkan berat badan bayi prematur dengan bermakna! Allahu Akbar…

Janin juga membentuk kapasitas belajar dan menghafal, De Casper meneliti adanya:
Perubahan daya menghisap (jempol) bila mendengar suara tertentu.
Janin mendapat kenyamanan bila ibu bicara dengan bahasa daerahnya sendiri.

Selain itu peneliti lain, J. P. Lecanuet, melaporkan adanya perubahan denyut jantung janin apabila dia mendengarkan cerita tertentu. Bila mendengarkan cerita yang disukainya, denyut jantung menjadi stabil dan melambat. Tetapi akan meningkat bila mendengar cerita yang tidak disukainya.

Fred J. Schwartz menyatakan bahwa proses pembelajaran janin sudah dimulai sejak dalam kandungan, janin ikut belajar pada trimester kedua dan ketiga, seperti di dalam ruang Amphitheater yang lebih canggih dari kelas mana pun di dunia.

Hal ini mungkin dapat menerangkan bagaimana Imam Syafi’i mampu hafal al-Qur’anul Karim dan al-Hadits pada usia 9 tahun, oleh karena lingkungan rahim ibunya selalu disibukkan dengan kedua bacaan mulia tersebut di atas.

Hal yang sama juga mungkin dapat menerangkan mengapa suku Ambon dan Batak mempunyai keterampilan seni suara dan musik yang lebih menonjol dibandingkan dengan suku lainnya di Indonesia, karena musik dan seni suara merupakan suatu kegiatan rutin dalam kehidupan keseharian mereka, dan adanya kebiasaan bahwa ayah atau keluarganya bernyanyi untuk janin di depan kandungan ibunya.

Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan orang-orang Afrika terhadap ritme atau nada-nada cepat dalam musik atau seni suara. Kemampuan orang-orang kulit hitam terhadap beat musik yang sukar seperti jazz, reggae atau rock, atau orang Amerika Latin dengan musik Bossanova atau Samba-nya.

BERHATI-HATILAH DALAM BERKATA-KATA DAN BERPIKIR!

Secara medis ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kesadaran ibu hamil setelah usia kehamilan 16 minggu untuk lebih berhati-hati dalam berpikir ataupun berkata-kata, karena janin mulai merekam dan bereaksi terhadap hal tersebut.

Upayakanlah orang tua untuk selalu menjaga kenyamanan kondisi psikologis dan lingkungannya supaya terhindar dari stres, karena janin yang berusia 16 minggu ini sudah bisa mulai mendengar perkataan kotor, marah-marah, emosi, gosip, ghibah, dan perkataan-perkataan buruk lainnya. Oleh karena itu di usia janin 16 minggu alangkah lebih baiknya sang janin mendapat porsi lebih suara-suara kalimatullah karena itu lebih baik dan lebih bermanfaat baginya dan perkembangan tubuhnya.

Stres pada ibu hamil mengakibatkan janin menjadi hiperaktif dalam rahim. Hal ini pun berhubungan dengan kegelisahan anak. Anak pun sangat mudah terkena stres (karena sudah terbiasa sejak di dalam rahim). Suara-suara keras atau nada-nada kemarahan atau pertengkaran orang tuanya pada saat kehamilan juga bisa membuat anak menjadi gagap atau gugup.

Stres ibu hamil, diet yang kurang sempurna, dan racun-racun yang terpapar selama kehamilan bisa mempengaruhi kecerdasan anak.


Sumber :
Hanny Rono, dokter spesialis obsgyn di Bandung
http://agama.kompasiana.com/2010/09/02/janin-yang-mendengar-adzan/
2 September 2010

Kecacatan Janin Akibat Makanan dan Obat-Obatan

By. Dr. Taruna Ikrar
(University of California, School of Medicine, Irvine, USA)

Kelahiran seorang bayi merupakan kebahagian atau anugrah yang tak ternilai harganya bagi sebuah keluarga. Namun terkadang kebahagiaan itu tak seperti yang diharapkan, karena bayi yang diidam-idamkan, ternyata mengidap cacat bawaan.

Kecacatan bayi (Congenital Disorder) diketahui terjadi sekitar 3-5% dari semua bayi yang baru lahir dan sekaligus menjadi salah satu penyebab utama kematian bayi. Tujuh sampai sepuluh persen bayi yang lahir dengan cacat membutuhkan perawatan medis secara khusus.

Meski kemajuan signifikan telah dicapai dalam mengidentifikasi etiologi atau penyebab beberapa kecacatan janin, namun masih banyak misteri yang belum terungkap. (Gambar 1: Janin dalam kandungan ibu pada usia 16 minggu).

Di masa lalu, orang yakin bahwa janin berkembang secara baik di dalam kandungan, bahkan orang percaya rahim ibu kebal terhadap berbagai faktor ekternal.

Namun, setelah bencana thalidomide (Obat Penenang) terjadi pada tahun 1960, terungkap bahwa embrio atau janin di dalam rahim ibu ternyata sangat rentan terhadap faktor lingkungan tertentu, yang pada orang dewasa tidak beracun sekalipun, tetapi pada janin bisa sangat berbahaya.




Terpaparnya janin selama masa kehamilan terhadap teratogenik dapat mengakibatkan berbagai kelainan struktural dan anatomi janin, berupa: bibir sumbing (cleft), ketidak lengkapan anggota tubuh (dysmelia), lahir tanpa kepala (anencephaly), kelainan jantung (ventricular septal defect).

Jenis dan tingkat kelainan yang ditemukan pada janin, tergantung seberapa jauh tingkat paparan zat teratogenik, serta tahap perkembangan janin di dalam kandungan, khususnya pada trimester pertama kehamilan. (Gambar 2: Janin lahir dengan kepala yang tidak sempurna)



Mekanisme Kecacatan Janin

Setelah bencana thalidomide, para ahli berupaya mengungkap faktor-faktor yang bisa menyebabkan kelainan pada janin. Dalam ilmu kedokteran disebut Teratology.

Sebuah publikasi tahun 2010 menyebutkan bahwa ada 6 mekanisme teratogenik utama yang terkait dengan penggunaan obat-obatan:


1. Antagonisme asam folat (zat yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin),
2. Gangguan stimulasi sel saraf (Sistem persarafan yang merupakan suatu sistem regulasi di dalam tubuh janin),
3. Gangguan endokrin (Pada pertumbuhan dan perkembangan janin, dibutuhkan suatu metabolism yang normal dan kelak mempengaruhi perkembangan janin. sehingga jika dalam fase pertubuhan janin tersebut terganggu akibat kelainan metabolisme endokrin, tentunya akan berdampak pada bentuk dan performens janin),
4. Stres oksidatif, jika ini terjadi yang mungkin disebabkan oleh kelainan oksidatif hipoksia atau kekurangan oksigen janin, akan berdampak pada perkembangan otak sang janin, yang kelak berakibat retardasi mental.
5. Gangguan pembuluh darah janin, dapat berpengaruhi terhadap pertumbuhan janin, hal ini didasarkan bahwa fungsi pembuluh darah sebagai alat transportasi di dalam tubuh janin.
6. Gangguan reseptor-spesifik yang dimediasi oleh enzim teratogenesis. Jika gangguan ini terjadi sebagai manifestasi kelainan genetik, sehingga dapat diprediksi perkembangan janin kelak akan mengalami kelainan dan kecacatan tubuh. (Gambar 3: Bayi sumbing yang dipengaruhi oleh faktor genetik)


Selain enam mekanisme di atas, diketahui prinsip-prinsip dan merupakan panduan pemahaman tentang zat teratogenik dan efeknya pada pengembangan janin, yaitu:

1. Kerentanan janin terhadap zat teratogen yang tergantung pada faktor genetik janin selama konsepsi, serta cara janin berinteraksi dengan faktor lingkungan yang merugikan tersebut.

2. Kerentanan dalam proses teratogenesis akan bervariasi dan tergantung pada tahap perkembangan janin didalam rahim pada saat terpapar oleh pengaruh yang merugikan tersebut.

3. Zat teratogenik tersebut, dapat berinteraksi dengan cara tertentu pada perkembangan sel-sel dan jaringan dalam menstimulasi berbagai rangkaian perkembangan abnormal janin.

4. Akses yang berpengaruh buruk dalam perkembangan jaringan janin, tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan teratogenik: seperti sifat dari zat teratogen, rute dan tingkat paparan pada ibu, demikian pula tingkat kemampuan zat teratogenik tersebut dalam melewati plasenta dan penyerapannya secara sistemik.

5. Secara umum, ada empat manifestasi akibat kelainan janin yaitu: Kematian, kelainan, retardasi pertumbuhan, serta kecacatan fungsional janin.

6. Manifestasi penyimpangan perkembangan janin, juga tergantung terhadapa tingkat dan dosis obat yang dikonsumsi yang berpengaruh terhadap perkembangan janin dan kerusakan yang ditimbulkannya.


Zat Makanan dan Obat-Obatan Penyebab Kecacatan Janin

Untuk melindungi masyarakat dan keluarga dari kecacatan janin selama masa kehamilan, sebaiknya masyarakat memahami beberapa zat dan faktor lingkungan yang diduga bisa berakibat kecacatan janin.(Gambar 4: Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecacatan janin).

1. Obat-obatan dan zat kimia dari lingkungan telah diketahui dapat berakibat kecacatan janin, misalnya: minuman beralkohol (etanol), jenis psikotropik dan narkotik (nitrazepam atau mogadon), hormon androgenik yang kadang digunakan sebagai obat pertumbuhan, Obat hipertensi (kaptopril, enalapril), obat penenang dan juga antiepilepsis seperti; diphenylhydantoin (Fenitoin, Dilantin, Epanutin), zat beracun berupa (bromida etidium, merkuri, antibiotik (tetrasiklin), demikian pula thalidomide.
2. Radiasi: sinar X (foto Rontgen), terapi radiasi , serta zat radioaktif lainnya.
Infeksi selama masa kehamilan: bisa berupa infeksi virus (Sitomegalovirus, virus herpes, virus rubella, virus ensefalitis, HIV), atau infeksi bakteri (sifilis, Gonorrhea), dan parasit (toksoplasmosis).
3. Ketidakseimbangan metabolism pada ibu hamil, berupa: diabetes, defisiensi atau kekurangan asam folat, kekurangan atau defisiensi zat yodium, demikian pula penyakit rematik dan kelainan jantung.
4. Tembakau, Alkohol, dan Kafein yang berlebihan diketahui dapat berakibat buruk pada system pembuluh darah janin.
5. Beberapa jenis obat jerawat, misalnya Isotretinoin dengan merek dagang Roaccutane telah diketahui sebagai suatu zat teratogen yang kuat dan dapat menyebabkan kecacatan serius pada janin.


Pentingnya Pencegahan Kecacatan Dalam Fase Kehamilan

Telah diketahui, bahwa hampir semua kecacatan pada janin, disebabkan oleh terpaparnya janin oleh zat atau faktor teratogenik.
Paparan tersebut tidak terbatas hanya akibat obat, tetapi juga oleh infeksi atau penyakit, dan lingkungan. Sebuah penelitian menunjukkan hampir 50% wanita hamil pernah terpapar obat selama kehamilannya. Yang tentunya, ini sangat berbahaya kalau tidak dilakukan pencegahan, karena kelak dapat berdampak pada kecacatan janin.

Dengan demikian, sangat dianjurkan selama kehamilan, ibu hamil diharuskan untuk senantiasa menjaga diri untuk tidak mengkonsumsi berbagai jenis obat dan zat makanan yang bisa berdampak negatif terhadap perkembangan janin.

Seandainyapun, sang ibu harus mengkonsumsi obat karena alasan tertentu, maka selayaknya meminta anjuran dokter dengan pengawasan yang sangat ketat. Ini semua dilakukan demi menjaga kesehatan dan perkembangan sang buah hati, sehingga kelak sang ibu akan kagum dan bahagia dengan buah hati yang dilahirkannya sebagai bayi sehat dan sempurna.


Sumber :
http://www.kabarinews.com/article/Berita_Amerika/Amerika_Kesehatan/Kecacatan_Janin_Akibat_Makanan_dan_ObatObatan/35465
15 September 2010

USG, Cara Aman 'Teropong' Janin

"SUDAH di USG, Bu?" pertanyaan itu sering ditanyakan kepada ibu hamil. Ya, memeriksakan kehamilan rasanya belum lengkap tanpa dilakukan USG. Banyak sekali manfaat USG, mulai dari mendeteksi adanya gangguan pada kehamilan hingga mengintip fisik si calon bayi.

Untuk Anda yang ingin mengenali si benda canggih ini lebih jauh, dr Sofani Munzila, SpOG dan dr Elia Semiarti, SpRad dari RS Mitra Keluarga, Depok, memberikan pemaparannya:

Pentingnya USG

USG (ultrasonografi) adalah suatu alat yang menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi yang dipancarkan oleh alat penjejak (transduser) pada organ yang akan diperiksa.

Dengan USG, dokter dapat melihat sejauh mana perkembangan yang terjadi pada janin, seberapa aktif gerakan janin, apakah posisi janin sesuai dengan usia kehamilannya, adakah kemungkinan kelainan atau gangguan atau penyakit yang menyertai kehamilan.

USG aman digunakan karena tidak menggunakan sinar x atau rontgen untuk menghasilkan gambar janin, jadi Moms tak usah khawatir bakal membahayakan janin.

Nah, gelombang suara yang diterima akan dipancarkan kembali oleh transduser, selanjutnya diubah menjadi gambar titik-titik pada layar monitor. Itu sebabnya, Moms dapat melihat bagaimana kondisi janinnya. Memang gambar yang dihasilkan belum sempurna, namun dokter yang bersangkutan akan menunjukkan bagian mana yang merupakan kepala, kaki, atau bagian perut janin.

Jenis USG

Di dunia kebidanan dan kandungan telah diperkenalkan USG 2 dimensi (2D) dan 3 dimensi (3D). USG 2D akan menampilkan dua bidang gambar (melintang dan memanjang). Ibarat foto, dia hanya menampilkan gambar janin dari depan. Sedangkan, 3D tampilan gambarnya lebih jelas dan berwarna. Moms atau dads bisa melihat profil muka bayi seperti aslinya. Bahkan, melihat keadaan janin dari posisi yang berbeda.

Memang hasilnya masih tampak kasar, belum seperti pas foto tapi kita sudah bisa melihat ketebalan hidungnya, jari-jari tangannya, atau ditemukan ada kelainan seperti bibir sumbing.

USG 3D dilakukan oleh dokter jika ada kemungkinan janin mengidap kelainan atau ada riwayat penyakit tertentu pada rahim ibu, yang tidak bisa terdeteksi dengan USG biasa sehingga harus diamati secara detail.

USG 4 Dimensi

Nah, bila Moms masih penasaran bagaimana sih gerak-gerik janin dalam rahim dokter akan merekomendasikan USG 4D. Dengan USG 4D, maka gambar janin yang ditampilkan dapat "bergerak".

Sedangkan, untuk menilai keadaan atau kesejahteraan janin dapat menggunakan USG Doppler yakni pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat atau jantung. Penilaiannya meliputi gerak napas janin minimal 2 kali / 10 menit, tonus (gerak janin), indeks cairan ketuban, reaktivitas denyut jantung janin, dan sebagainya.

Dua Pemeriksaan

Sedangkan cara pemeriksaan, di dunia kebidanan ada dua macam USG yakni USG transabdomen (lewat perut) dan transvaginal (lewat vagina). Cara lainnya bisa menggunakan USG transrectal (lewat dubur).

Pemeriksaan transvaginal biasanya dilakukan saat usia kehamilan kurang dari 12 pekan. Pada kehamilan muda hasilnya lebih akurat dalam menentukan usia janin, kondisi janin, jumlah janin (tunggal atau kembar), ukuran, lokasi, denyut jantung maupun organ-organ di sekitarnya.

Dan bila diketahui ada kelainan-kelainan pada janin sejak dini memungkinkan dokter untuk bertindak lebih cepat sehingga memberikan hasil yang lebih optimal.

Agar lebih dekat dengan organ genetalia interna maka digunakan probe (tranduser yang mirip mikrofon) lebih panjang dengan frekuensi yang lebih tinggi. Probe inilah yang akan merekam gelombang suara yang dipantulkan oleh organ-organ tubuh janin. Nah, Moms bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi janin.

Sedangkan, pemeriksaan transabdomen baru bisa dilakukan pada usia kehamilan di atas 12 pekan. Karena ukuran janinnya sudah cukup besar, dan rahim sudah keluar dari rongga pelvis sehingga diperlukan probe yang lebih besar dengan frekuensi lebih rendah.

Pada pemeriksaan USG transabdomen, ibu hamil harus berbaring telentang dan perutnya akan diberi minyak atau jelly. Kemudian sebuah transduser digerakkan perlahan-lahan di permukaan perut.

Dengan bantuan dokter ahli di bidang ini, Moms dapat melihat mana bagian kepala, kaki, perut janin sampai jenis kelamin.

Biaya USG

Lantas, berapa biaya untuk sekali USG? Masing-masing rumah sakit memasang tarif berbeda. Di rumah sakit Mitra Keluarga Depok misalnya, biaya untuk sekali USG mulai Rp100-Rp400 ribu tergantung jenis USG yang dipakai.

USG 2D misalnya, dikenakan tarif sekira Rp100 ribu-an, sementara USG 3D dipasang tarif sekitar Rp300 ribu. Itu semua tergantung pada kebutuhan dan jenis USG yang digunakan.

Saat Melakukan Pemeriksaan USG

Berikut daftar pertanyaan yang bisa Moms ajukan saat dilakukan pemeriksaan USG:

a) Berapa perkiraan usia janin?

b) Berapa perkiraan berat janin?

c) Berapa ukuran kepala janin?

d) Bagaimana posisi janin?

e) Apakah janin tunggal atau kembar?

f) Bagaimana detak jantung janin?

g) Sejauhmana pertumbuhan organ janin?

h) Adakah kista, mioma atau tumor dalam rahim?

i) Jika janin telah memasuki trimester ketiga, tanyakan seputar kesempurnaan organ janin seperti: kondisi mata, jari-jari tangan atau kaki, dan lainnya.

Deteksi Kanker Payudara pun Bisa Memakai USG

USG tidak melulu berkaitan dengan dunia kebidanan dan kandungan. USG juga dapat digunakan untuk memeriksa adanya kelainan khususnya di payudara. USG ini hanya bisa digunakan untuk wanita berusia muda dimana jaringan payudaranya masih padat.

Bila timbul kelainan seperti benjolan, dengan USG payudara akan segera terdeteksi apakah ada kelainan termasuk tumor ganas atau sebaliknya. Sedangkan, bagi wanita di atas usia 40 tahun ke atas untuk mendeteksi adanya kelainan atau gangguan di sekitar payudara jauh lebih baik dilakukan mamografi (pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar x) karena payudaranya mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif lebih sedikit.
(Mom& Kiddie//nsa)


Sumber :
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/02/02/27/300169/usg-cara-aman-teropong-janin
6 Februari 2010

Cara Berkomunikasi dan Mendidik Janin (Bacaan Wajib Ibu Hamil)

Cara Berkomunikasi dan Mendidik Janin (Bacaan Wajib Ibu Hamil)

Berkomunikasi dengan anak sebetulnya sudah dapat dimulai sejak dini bahkan ketika anak masih menjadi janin dalam perut ibu. Dengan menyadari bahwa orangtua dapat berkomunikasi dengan janin dalam kandungan akan memberikan ikatan hubungan yang lebih dekat dan juga menjadi sebuah pengalaman yang begitu menyenangkan yang tidak dapat terlupakan.

Ada beberapa komunikasi yang dapat dilakukan orangtua kepada janin yang dikandungnya, tentunya dengan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pembentukan indera-indera janin, sehingga komunikasi dapat tepat dilakukan.

Indera Peraba

Indera Peraba ini berkembang sebelum minggu ke 8. Ketika janin bergerak dan telapak tangan atau kakinya tampak pada perut ibu, sentuhlah dia, berikan perasaan lembut dan kasih sayang kepadanya, sehingga ia merasakan kelembutan, rasa cinta dan kasih sayang dari orangtuanya. Rasa cinta dan kasih sayang dari orangtua yang dia rasakan akan memberikan ketenangan pada janin anda.

...Rasa cinta dan kasih sayang dari orangtua yang dia rasakan akan memberikan ketenangan pada janin anda...

Indera Pendengaran

Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke 8 dan selesai pembentukan pada minggu ke 24. Indera pendengaran ini juga dibantu oleh air ketuban yang merupakan penghantar suara yang baik.

Janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara dalam usus. Selain itu janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin terkejut melompat.

Pada minggu ke 25 janin sudah dapat mendengar dan mengenali suara orang-orang terdekatnya seperti ibu dan ayahnya. Lakukanlah komunikasi dengannya meskipun hanya satu arah, bertilawah quranlah orangtua, bacakan cerita atau berbicalah dengan janin untuk lebih mendekatkan diri janin dengan orangtuanya dan lebih mengenal suara dari orangtuanya.

...orangtua yang sedang marah akan memberikan reaksi marah pula pada janin, sebaliknya alunan tilawah Al-Qur'an yang lembut dapat menenteramkan janin...

Bahkan orangtua yang sedang marah akan memberikan reaksi marah pula pada janin, sebaliknya alunan tilawah Al-Qur'an yang lembut dapat menenteramkan janin.

Indera Perasa

Indera perasa janin akan terbentuk pada minggu ke 13-15. Pada usia ini janin dapat merasakan substansi yang pahit dan manis. Jika, cairan ketuban yang dia rasakan manis, maka dia akan meminumnya dan menelannya. Namun jika air ketuban yang dia rasakan terasa pahit, janin akan meronta dan mengeluarkannya, serta janin akan menghentikan konsumsinya tsb..

Indera Penciuman

Indera penciuman akan terbentuk pada usia kehamilan 11 - 15 minggu. Ketika indera penciuman ini terbentuk, janin dapat mencium dari bau air ketuban yang baunya mirip seperti ibunya. Makanya ketika bayi terlahir, dalam beberapa jam ia akan mengenali siapa ibunya berdasar dari indera penciuman ini.

Indera Penglihatan

Dari awal kehamilan hingga usia ke 26 mata bayi akan selalu tertutup untuk memproduksi retina, namun meskipun demikian retina janin pada usia kehamilan 16 minggu dapat mendeteksi adanya pancaran sinar.

Pada usia kehamilan di minggu 27, janin mulai membuka matanya dan melihat ke sekelilingnya untuk pertama kalinya. Mata janin dapat menangkap cahaya yang masuk ke dalam rahim ibunya, baik itu sinar matahari atau sinar lampu. Selain itu otak janin akan bereaksi terhadapa kelap-kelip cahaya

Jadi, janin dapat bereaksi terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar bahkan dalam tubuh ibu. Oleh karena itu sudah seharusnya lingkungan tempat tinggal, tingkah laku dan tutur kata ibu yang tengah mengandung harus selalu dijaga. Segala sesuatu yang dilihat dan didengar sendiri, baik itu perasaan suka, marah, sedih dan senang, sudah pasti memberi pengaruh bagi perkembangan si janin.

...manfaatkan sepenuhnya keunikan janin ini, untuk memberikan pendidikan sedini mungkin dan pengaruh baik secara berangsur-angsur dengan penuh semangat mendorong maju pertumbuhan dan kesehatan jiwa dan raga janin...

Jangan mengira bahwa janin belum memiliki perasaan, sehingga dengan sengaja tidak membatasi diri. Maka dari itu manfaatkan sepenuhnya keunikan janin ini, untuk memberikan pendidikan sedini mungkin dan pengaruh baik secara berangsur-angsur dengan penuh semangat mendorong maju pertumbuhan dan kesehatan jiwa dan raga janin. [nala/bidanku.com]


Sumber :
http://www.voa-islam.com/muslimah/pendidikan/2010/04/20/5273/cara-berkomunikasi-dan-mendidik-janin-(bacaan-wajib-ibu-hamil/
20 April 2010