Minggu, 03 Oktober 2010

Janin juga Punya Perasaan

IBU hamil hendaknya memperlakukan janinnya dengan baik. "Soalnya, perlakuan ibu semasa hamil akan mempengaruhi keseluruhan hidup bayinya kelak. Terutama, sifat dan tabiat," kata dr Hermanto T.J SpOG(K).

Bisa dikatakan, proses kehamilan merupakan window of opportunity alias dengan hamil, maka ibu mendapat kesempatan untuk memberikan perlakuan baik bagi janinnya. Artinya, bila semasa hamil ibu berperilaku baik, maka janin akan mempunyai attitude yang baik pula sepanjang hidupnya. Hal tersebut berlaku sebaliknya.

Rahim, menurut Hermanto, bukan sekadar waiting room bagi janin selama sembilan bulan sepuluh hari. Sebab, sebenarnya, janin sudah tercipta sebagai manusia yang lengkap dengan perasaan. Hermanto mencontohkan dua kasus. Agni (nama samaran, Red.), bayi cantik berusia 3 bulan sejak lahir tak pernah mau disusui ibunya. Ketika dicoba disusui wanita lain, Agni tak menolak. Kasus kedua, setahun lalu ada ibu muda melakukan pemeriksaan USG di RSU dr Soetomo. Saat janin terlihat di layar, ia seperti menyunggingkan senyum. Hingga sekarang gambar janin tersenyum itu terus disimpan Hermanto, dokter yang menangani kehamilan perempuan itu.

Setelah ditelusuri, ternyata kedua bayi itu memiliki latar belakang yang berbeda. Agni

adalah unwanted child, tak pernah diinginkan ibunya. "Semasa hamil ibunya sering ngomel dan mengeluh atas kehamilannya," ujar Hermanto. Sedangkan kasus kedua, jauh lebih beruntung karena memiliki orang tua yang memperlakukan si mungil dengan baik. Seperti, sering mengajak janin berbincang-bincang dan memperdengarkan karya Mozart. "Jangan lupa, janin juga membutuhkan diajak berkomunikasi agar tercipta ikatan batin (bonding) sejak dini," jelas dokter berusia 41 tahun itu.

Dia menambahkan, janin mempunyai tiga kemampuan semasa dalam kandungan. Yaitu, kemampuan bertahan hidup, kemampuan untuk belajar dan memiliki perasaan. Dalam hal ini, janin punya kemampuan untuk menangkap getaran-getaran yang terjadi di dunia luar. Seperti, mendengar musik, obrolan hingga mengerti hal-hal yang dirasakan sang ibu. "Perlu diketahui, janin tahu ketika ibunya marah, sedih ataupun gelisah. Hal-hal tersebut bisa mempengaruhi kondisi psikologis janin hingga lahir dan tumbuh dewasa," tukas spesialis kebidanan dan kandungan RSU dr Soetomo Surabaya ini.

Saat janin berusia 18 minggu, dia sudah bisa mendengar. "Sebab, telinga adalah organ pertama yang terbentuk dengan sempurna," paparnya. Bagi orang tua yang menginginkan anak dengan good attitude, tak ada salahnya lebih peka dalam memperlakukan si mungil sejak dalam kandungan. (jpnn)


Sumber :
http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Keluarga&id=34837
16 Mei 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar