Selama masa kehamilan, air putih merupakan nutrisi yang paling kurang dimanfaatkan. Setelah pembuahan, kebutuhan air harus ditingkatkan karena diperlukan untuk pembelahan sel janin dan menaikkan volume darah ibu.
Rasa haus – yang dianggap sebagai indikator tak terpercaya – membuat gejala dehidrasi menjadi tidak jelas, dan dengan adanya minuman yang mungkin mengakibatkan dehidrasi, setiap ibu hamil perlu menambah asupan cairan.
Kristen Montgomery, Ph.D., RN, menulis dalam Journal of Perinatal Education, “Ibu hamil dan menyusui seharusnya didorong untuk meningkatkan asupan air putih dan cairan lainnya untuk memenuhi kebutuhan tubuh mereka … untuk mendukung sirkulasi janin, cairan amnion (cairan di dalam selaput ketuban), dan volume darah yang lebih tinggi.”
Dehidrasi merupakan sinyal bahwa air tidak tersedia untuk proses tubuh lainnya. Misalnya menurut AmericanPregnancy.org, dehidrasi pada ibu hamil dan menyusui disebabkan karena rendahnya cairan amnion.
Situs tersebut menyebutkan rendahnya amnion berisiko, “Tekanan pada organ janin dapat mengakibatkan cacat lahir, meningkatkan kemungkinan keguguran atau janin meninggal dalam kandungan, hambatan pertumbuhan janin (intrauterine growth restriction atau IUGR), persalinan dini, dan komplikasi persalinan seperti pemampatan korda, cairan amnion bermekonium (meconium stained fluid ini biasanya dikaitkan dengan terhirup mekonium yang tercampur dalam cairan ketuban oleh janin, mekonium adalah tinja janin yang pertama) dan bedah caesar.”
Dalam artikel Raising Baby Green, penulis Alan Greene, M.D. meminta ibu hamil untuk mengingat bahwa plasenta mereka “menyediakan kira-kira satu cangkir air setiap jamnya” hanya untuk melengkapi cairan amnion di dalam kandungan. Jika ibu tidak minum air putih sebanyak itu, tidak mungkin secara tiba-tiba akan tersedia air untuk pertumbuhan bayinya.
Masa awal pertumbuhan janin membutuhkan sangat banyak air. F. Batmanghelidj, M.D., (Dr. B), seorang peneliti, penulis dan konsultan pengobatan alami atas kekuatan air putih terkemuka, dalam bukunya, Your Body’s Many Cries for Water dan Water for Health, for Healing, for Life, Dr. B menyampaikan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan air putih selama mengandung, atau jika belum, sebaiknya segera melakukannya.
Dia memaparkan, “Setiap kali sel ibu memberikan pertumbuhan pada sel janin, 75 persen atau lebih volume sel harus diisi dengan air. Pendek kata, pertumbuhan janin tergantung atas ketersediaan suplai air.”
“Selama fase perkembangan sel, air untuk pertumbuhan sel janin disediakan oleh ibu,” lanjut Dr. B. Dia menambahkan bahwa kebanyakan ibu hamil tidak menyesuaikan asupan air putih sampai kandungan berusia tiga bulan, sampai akhirnya mengalami dehidrasi.
Lebih parah lagi, kebanyakan ibu hamil telah mengalami dehidrasi sejak awal kehamilan. Salah satu perkiraannya, 75 persen dari populasi ibu hamil menderita dehidrasi kronis. Hampir semua ibu hamil tidak menyadari bahwa mereka telah kekurangan air. Gejala dehidrasi menurut klinik Mayo, antara lain kelelahan, sensitif dan sakit kepala. Kebanyakan ibu hamil tidak terpikir untuk minum air putih ketika mereka mengalami gejala tersebut.
Pakar kesehatan menyatakan haus bukan indikator yang dapat dipercaya. Pada saat seseorang merasa haus, beberapa sistem tubuh telah kekurangan air. Dr. B menyebutnya sebagai bentuk kronis dari “manajemen kekeringan”. Kekacauan lain terletak pada pemahaman bahwa ketika haus, kita dapat menggantikannya dengan teh, kopi atau minum-an yang mengandung alkohol. Ini kesalahan yang umum,” katanya.
Ibu hamil dapat menambahkan morning sickness (rasa mual dan muntah, biasanya terjadi di pagi hari pada kehamilan trisemester pertama) ke dalam daftar gejala dehidrasi. Dr. B menulis, “Morning sickness adalah sinyal kehausan dari janin maupun ibunya. Ini adalah sinyal dehidrasi paling awal dari ibu dan janinnya.”
Mata bengkak, pergelangan kaki bengkak dan penimbunan cairan abnormal (edema) adalah sinyal-sinyal dehidrasi selama masa kehamilan, kata Dr. B. Dia bukan satu-satunya pakar kesehatan yang merekomendasikan ibu hamil minum air putih untuk melatih tubuh mereka bahwa tidak apa-apa membiarkan beberapa bagian keluar. Sebagai komplikasi penyimpanan cairan penyebab dehidrasi, Dr. B mengatakan hal itu menyebabkan hipertensi, yang berkomplikasi pada 6 - 10 persen dari semua kehamilan.
Paul Chek, HHP mengatakan, “Sari buah olahan benar-benar tidak dapat menggantikan air putih.” Minuman yang melalui proses pasteurisasi, kehilangan nutrisi, dan jus berkandungan nutrisi sintetis murah lebih banyak racun daripada nutrisinya, lanjutnya di suatu program radio You Are What You Eat.
Chek mengatakan pada pendengarnya bahwa minum sari buah sebenarnya membuat seseorang perlu minum air putih tambahan untuk mencerna sari buah. “Jadi ketika Anda meminum segelas sari buah, berpikirlah bila Anda sedang mendehidrasi diri Anda, Anda benar-benar sedang membuat periode dehidrasi di mana tubuh menarik air dari jaringan-jaringan yang sedang bekerja,” kata Chek. Hanya jus sayur dan buah segar yang mengandung cukup nutrisi untuk menjamin kehilangan air putih. Untuk menghindari kehilangan nutrisi, bagus untuk meminum jus buah dan sayur dalam waktu satu menit setelah pembuatan jus selesai.
Chek merekomendasikan minum air filter murni atau satu botol kaca air sumur artesis. Menghindari barang-barang berbahan dasar plastik telah diakui sebagai hal penting bagi ibu hamil. Dr. B merekomendasikan untuk mendapatkan urin yang jernih sebagai tanda seseorang telah minum cukup air. Keduanya merekomendasikan menambahkan sejumput garam laut tanpa olahan ke air putih untuk memastikan bahwa air meresap ke dalam sel dan bereaksi secara tepat. (James Goodlatte/The Epoch Times/feb)
James Goodlatte, B.S. dalam kinesiologi (studi yang mempelajari mekanisme pergerakan tubuh), adalah seorang pelatih pribadi bersertifikat NASM dan praktisi kesehatan holistik CHEK yang mengajar ibu hamil bagaimana mengasuh bayi super.
Emailnya FitForBirth@gmail.com
Sumber :
http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/13146-dehidrasi-ibu-hamil-beresiko-pada-janin
30 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar